Photobucket

Senin, 30 Mei 2011

Akhirnya Dia Mati Seperti Keledai

Kisah ini terjadi di Universitas 'Ain Syams, fakultas pertanian di Mesir. Sebuah kisah yang amat masyhur dan dieksposs oleh berbagai media massa setempat dan sudah menjadi buah bibir orang-orang di sana.

Pada tahun 50-an masehi, di sebuah halaman salah satu fakultas di negara Arab (Mesir-red.,), berdiri seorang mahasiswa sembari memegang jamnya dan membelalakkan mata ke arahnya, lalu berteriak lantang, "Jika memang Allah ada, maka silahkan Dia mencabut nyawa saya satu jam dari sekarang!."

Ini merupakan kejadian yang langka dan disaksikan oleh mayoritas mahasiswa dan dosen di kampus tersebut. Menit demi menitpun berjalan dengan cepat hingga tibalah menit keenampuluh alias satu jam dari ucapan sang mahasiswa tersebut. Mengetahui belum ada gejala apa-apa dari ucapannya, sang mahasiswa ini berkacak pinggang, penuh dengan kesombongan dan tantangan sembari berkata kepada rekan-rekannya, "Bagaimana pendapat kalian, bukankah jika memang Allah ada, sudah pasti Dia mencabut nyawa saya?."

Para mahasiswapun pulang ke rumah masing-masing. Diantara mereka ada yang tergoda bisikan syaithan sehingga beranggapan, "Sesunguhnya Allah hanya menundanya karena hikmah-Nya di balik itu." Akan tetapi ada pula diantara mereka yang menggeleng-gelengkan kepala dan mengejeknya.

Sementara si mahasiswa yang lancang tadi, pulang ke rumahnya dengan penuh keceriaan, berjalan dengan angkuh seakan dia telah membuktikan dengan dalil 'aqly yang belum pernah dilakukan oleh siapapun sebelumnya bahwa Allah benar tidak ada dan bahwa manusia diciptakan secara serampangan; tidak mengenal Rabb, tidak ada hari kebangkitan dan hari Hisab. Dia masuk rumah dan rupanya sang ibu sudah menyiapkan makan siang untuknya sedangkan sang ayah sudah menunggu sembari duduk di hadapan hidangan. Karenanya, sang anak ini bergegas sebentar ke 'Wastapel' di dapur. Dia berdiri di situ sembari mencuci muka dan tangannya, kemudian mengelapnya dengan tissue. Tatkala sedang dalam kondisi demikian, tiba-tiba dia terjatuh dan tersungkur di situ, lalu tidak bergerak-gerak lagi untuk selama-lamanya.

Yah…dia benar-benar sudah tidak bernyawa lagi. Ternyata, dari hasil pemeriksaan dokter diketahui bahwa sebab kematiannya hanyalah karena ada air yang masuk ke telinganya!!.

Mengenai hal ini, Dr.'Abdur Razzaq Nawfal -rahimahullah- berkata, "Allah hanya menghendaki dia mati seperti keledai!."

Sebagaimana diketahui berdasarkan penelitian ilmiah bahwa bila air masuk ke telinga keledai atau kuda, maka seketika ia akan mati?!!!.

(Sumber: Majalah "al-Majallah", volume bulan Shafar 1423 H sebagai yang dinukil oleh Ibrahim bin 'Abdullah al-Hâzimiy dalam bukunya "Nihâyah azh-Zhâlimîn", Seri ke-9, h.73-74)


alsofwah.or.id

Sabtu, 28 Mei 2011

Akibat Menolong Seekor Semut.


oleh: Yanto M Rakhmat

Di suatu desa, ada sebuah keluarga yang hidupnya serba kecukupan dan juga sangat bahagia. Keluarga ini terdiri dari lima orang, dua seorang Istri dan Suami, dan memiliki tiga orang anak, satu anak perempuan, dua anak lelaki. Ibu ini bernama Marinah binti Marsono yaitu, seorang yang hidupnya sederhana, serta selalu taat pada perintah Allah Swt. Di dalam menjalani kehidupanya Marinah selalu menolong orang yang mengalami kesusahan. Marinah kerja sebagai seorang pencuci pakaian orang lain. Sudah jelaslah penghasilannya sangat sedikit.
Hal yang paling menyedihkan pada hidupnya, marinah mengalami suatu musibah yaitu, suaminya telah meninggal dunia akibat penyakit yang yang di derita. Dengan terjadinya Musibah yang menimpa pada diri Marinah inilah, Marinah semakin taat pada Allah dan lebih giat lagi dalam bekerja, guna memenuhi semua kebutuhan anak-anaknya yang masih kecil.
Di suatu hari, seperti biasanya Marinah bekerja mencuci baju orang lain, sedangkan anaknya Marinah titip kan pada orangtuanya. Akhirnya Marinah bekerja dengan tengan dan penuh semangat karena tidak ada yang mengganggunya dalam melaksanakan tugasnya yaitu mencuci baju seperti biasanya. Dan tak pernah lupa juga ia selalu mendirikan Shalat lima waktu, Puasa pada bulan Ramadhan, serta sedekah apabila Marinah mendapatkan rezeki yang lebih dari pada cuku untuk membeli keperluan anaknya, dan melaksanakan amalan-amalan lainya seperti menolong orang lain yang membutuhkan pertolongannya.
Pada suatu ketika Marinah melihat seekor semut yang hampir saja akan di injak orang seorang manusa yang sedang berjalan. Lalau Marinah menolong dan menyelamatkan semut itu.
Setelah satu bulan penuh, Marinah menjadi seorang yang hidupnya serba kecukupan, namun dengan hidup kecukupan itu Marinah masih tetap menjadi seorang Wanita yang dermawan.
Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, Marinah semakin tua. karena umur semakin tuan Marinahpun mengalami penyakit yang sangat parah. Dengan penyakit yang diteritanya. Marinah Jatuh sakit. Beberapa Minggu kemudian Marinah telah menghadap Allah Swt. “Inna lil lahi Wainna Ilaihi Roziun”.
Tapi sebelum marinah meninggal dunia. Marinah memberi dua wasiat pada orangtuanya. Pertama supaya dia kelak di semawamkan di dekat kuburan Suaminya. Dan kedua supaya ayah dan ibunya menjaga Anak-anak Marinah yang di tinggalkannya.
Singkatnya cerita Marinah meninggal dunia pada hari hari Jum’at tanggal 17 Ramadhan 1024 H. dan di semawamkan di dekat kuburan Suaminya yang tercinta.
Pada suatu malam, sang Ayah bermimpi bertemu dengan Anaknya / Marinah, di suatu tempat yang sangat indah dan harus semerbah seperti harumnya bunga kesturi pastilah ini adalah surga. Ayahnya bertanya pada Marinah,”Tempat apakah ini?” Ini adalah Surga yang dijanjikan Tuhan pada Hamba-hambanya yang selalu taat pada sang Maha Pencipta, yaitu Allah Swt. Ayah pun bertanya lagi. “Apa yang menyebabkan Marinah masuh surga ini?”Apakah, karena kamu dulu sering beribadah pada Tuhan dan Menolong pada orang lain?”. Marinah berkata.” Bukan wahai Ayah handaku”! yang menyebabkan aku masuh surga ini adalah, karena aku dulu sewaktu didunia menyelamatkan se ekor semut yang hampi ke injak oleh seorang manusia yang berjalan. Dan karena amalan inilah saya oleh tuhan di masukkan kedalam surga ini.

Kata Mutiara:
“Jangalah Kamu Sekali-kali
Membunuh Mahluk Ciptaan
Allah, Siapa Tahu Kamu Akan
Masuk Surga Sebagai Orang
Yang Menolong Mahluk Tuhan”

------------------------------------
penulis: Yanto Em Rakhmat
yanto_m_rakhmat@yahoo.com

Selasa, 17 Mei 2011

KISAH PEMUDA YG BERTAKWA


Seorang pemuda yang dulunya pernah studi di benua Eropa bercerita bahwa ketika dia masih di sana, ada seorang laki-laki 'Bule' masuk Islam. Setelah masuk Islam, kondisinya berubah, dia benar-benar serius dan antusias sekali menjalankan syari'at Islam secara kaffah (menyeluruh). Bahkan dia dengan bangga menampakkan keislamannya dan membangga-banggakannya di hadapan orang-orang kafir tanpa malu atau ragu-ragu sedikitpun, sekalipun tanpa momen. Yang jelas, dia selalu antusias untuk itu.
    Dia menceritakan bahwa suatu hari, pada salah satu perusahaan milik orang kafir tercantum pengumuman lowongan kerja. Dia bergegas untuk melamar dengan penuh kebanggaan kepada agama barunya ini. Dia harus menghadiri interview dan bersaing untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Tatkala interview dimulai, panitia khusus penerimaan karyawan baru pada perusahaan tersebut mengajukan beberapa pertanyaan yang diantaranya, "Apakah kamu minum khamar?." Si muslim yang bangga akan keislamannya ini menjawab, "Saya tidak meminum khamar sebab saya ini orang Islam dan agama saya melarang hal itu."
Lalu panitia bertanya lagi, "Apakah kamu punya teman kencan wanita?. "Tidak, sebab agama Islam yang saya anut ini mengharamkan saya melakukan itu dan hanya membatasi hubungan saya dengan isteri yang saya nikahi sesuai dengan syari'at Allah Ta'ala saja, " jawabnya lagi. Setelah itu diapun keluar dari ruangan dengan rona wajah setengah putus asa. Dia tidak yakin akan lulus dalam interview tersebut. Namun ternyata hasilnya amat mencengangkan. Semua peserta interview yang demikian banyak tersebut, tidak satupun yang lulus. Hanya dia saja yang lulus. Oleh karena itu, dia segera menghadap panitia tersebut sembari bertanya-tanya, "Saya sebenarnya menunggu-nunggu penolakan kalian terhadap saya dalam pekerjaan ini. Soalnya saya tidak sepaham dengan agama kalian dan telah memeluk Islam, akan tetapi saya malah terperanjat, kok saya bisa diterima padahal banyak sekali saudara-saudara kalian yang sesama agama Nashrani juga ikut interview bersama saya. Sebenarnya, ada apa sih?.", tanyanya.
    Panitia tersebut memberikan alasannya, "Sesungguhnya calon pegawai untuk pekerjaan ini syaratnya harus orang yang sigap dalam segala kondisi dan ingatannya harus sehat. Sedangkan orang yang meminum khamar, tidak mungkin memenuhi persyaratan ini. Kami memang sedang menunggu-nunggu diantara sekian banyak pelamar tersebut, siapa diantara mereka yang tidak meminum khamar. Namun karena hanya anda yang memenuhi persyaratan tersebut, maka kami menjatuhkan pilihan pada anda untuk job ini. "    
    Sungguh, apa lagi hal yang dapat mencegah seorang Muslim untuk berbohong, memanipulasi atau bermain dengan kata-kata?…Tentu, tidak lain adalah ketakwaannya. Maka, tidak ada lain berkah yang diberikan Allah kepada orang-orang yang bertakwa selain kemudahan dan rizki yang tidak disangka-sangka. Allah  I Yg Maha Benar telah berfirman :
"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.Dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.. (QS. 65:2)
 (Diambil dari buku "Kisah-kisah Iman ", karya 'Adil bin Muhammad al-'Abdul 'Aliy, h.31-32)

Senin, 16 Mei 2011

KETIKA LOGIKA KEKUATAN BERKUASA



Segala puji hanya milik Allah Rabbul ‘Alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasul-Nya, keluarganya dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat.
Sesungguhnya logika kekuatan adalah bisa mengalahkan kekuatan logika, dan bahkan bisa mendiktekan keinginan kepadanya serta memutar balik kenyataan dan juga menetapkan kamus kebaikan dan keburukan sesuai dengan yang diinginkannya. Dan itulah yang dilakukan semua rezim Fir’aun yang ada di muka bumi ini, baik dahulu maupun sekarang.
Sudah menjadi konsekuensi tauhid dan pengakuan bahwa hanya Allah ta’ala lah Sang Pembuat hukum dan aturan yang diberlakukan kepada hamba-hamba-Nya adalah penerimaan bahwa tidak ada kebaikan kecuali apa yang dinyatakan baik oleh-Nya, tidak ada keburukan kecuali apa yang dinyatakan buruk oleh-Nya dan seterusnya.
إِنِ الْحُكْمُ إِلاَّ لِلّهِ يَقُصُّ الْحَقَّ وَهُوَ خَيْرُ الْفَاصِلِينَ
“Menetapkan (hukum itu) hanyalah hak Allah. Dia menerangkan kebenaran dan Dia Pemberi keputusan yang terbaik.” [Al An’am: 57]
Begitulah keadaannya di tengah manusia ketika mereka hidup dipayungi Daulah Islamiyyah yang mengatur dien dan dunia mereka dengan hukum Allah ta’ala.
Namun tatkala yang berkuasa di bumi ini para thaghut dan rezim Fir’aun, dan kendali urusan dipegang oleh wali-wali syaitan yang dijadikan terasa indah perbuatan buruknya dan lalu menganggap baik perbuatan buruknya itu, maka berubahlah kamus-kamus itu dan bergantilah timbangan semuanya, dan perhatikanlah realitanya!
Sesungguhnya Allah ta’ala telah menciptakan manusia ini dalam keadaan hanif lagi di atas fithrah, sebagaimana firman-Nya di dalam hadits qudsi:
إِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ
“Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hambaKu dalam keadaan hunafa (bertauhid).” [HR Muslim]
Dan sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ
“Setiap anak dilahirkan diatas fithrah….” [HR Muslim]
Dan para Rasul diutus adalah untuk mengukuhkan fithrah tauhid ini atau untuk mengembalikan orang yang menyimpang dari fithrah asal itu kepadanya kembali:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat, (mereka menyerukan): ‘Ibadatilah Allah dan jauhi thaghut.” [An Nahl: 36]
Sedangkan yang merubah dan mengganti fithrah tauhid ini adalah syaithan-syaithan dari kalangan jin dan manusia, sebagaimana dalam lanjutan hadits qudsi tadi:

فَجَاءَتْهُمْ الشَّيَاطِينُ فَأَضَلَّتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ
“kemudian datanglah syaithan-syaithan kepada mereka terus memalingkan mereka dari dien (tauhid) mereka dan mengharamkan terhadap mereka apa yang Aku halalkan bagi mereka.” [HR Muslim]
Juga lanjutan hadits tadi:

فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“…kemudian kedua orang tuanya menjadikan dia Yahudi atau Nasrani atau Majusi.”
dan di dalam satu riwayat
:
أَوْ يُشَرِّكَانِهِ
“atau menjadikannya musyrik.”
Dan itulah realitanya, dimana syaitan-syaitan manusia dari kalangan pemerintah thaghut dan kaki tangannya telah datang dengan berbagai program pemurtaddan massal dari fithrah, yang diantaranya program wajib belajar sekian tahun bagi anak-anak usia sensitif untuk penanaman dien (ideologi) dan loyalitas, di masa tersebut otak dan pikiran anak-anak dibentuk dan dicetak sesuai dengan keinginan thaghut untuk menjadi kaki tangannya di masa mendatang atau minimal tidak menjadi penentangnya di kemudian hari, pikiran-pikiran yang asalnya bersih putih itu dikotori dengan kotoran hitam kemusyrikan, dan anehnya kedua orang tua pun ikut andil dengan penuh semangat memasukkan anak-anaknya ke dalam kubangan comberan kemusyrikan ini, baik sadar ataupun tidak. Dan pada akhirnya kebanyakan anak-anak itu dengan kesadaran sendiri setelah menjalani masa wajib belajar pembentukan jiwa itu berbondong-bondong memasuki jenjang yang menghantarkan mereka di kemudian hari untuk menjadi thaghut atau ansharnya, sedang yang tidak berhasil memasuki jenjang itu pada kebanyakannya sangatlah menginginkannya dan membanggakan orang yang bisa meraihnya.
Sungguh lihai Fir’aun-Fir’aun masa kini. Andai Fir’aun zaman Nabi Musa ‘alaihissalam mengetahui keberhasilan cara ini, tentu dia tidak akan membunuhi anak-anak Bani Israil, namun dia akan memasukkannya ke dalam sekolahannya dalam program wajib belajar 9 tahun, sehingga di kemudian hari mereka menjadi pasak dan bala tentaranya..!!!
Itulah kenyataannya… dan kemudian tatkala datang para penyeru tauhid yang ingin mengembalikan dan mengajak manusia kepada fithrah awal yaitu tauhid, maka dengan serta merta rezim-rezim Fir’aun dahulu maupun sekarang mencap para da’i itu sebagai orang yang ingin mengganti dien (ideologi) yang ada dan ingin merusak tatanan kehidupan manusia, sebagaimana firman Allah ta’ala tentang ucapan Fir’aun:

ذَرُونِي أَقْتُلْ مُوسَى وَلْيَدْعُ رَبَّهُ إِنِّي أَخَافُ أَن يُبَدِّلَ دِينَكُمْ أَوْ أَن يُظْهِرَ فِي الْأَرْضِ الْفَسَاد
“Biarkan aku yang membunuh Musa dan suruh dia memohon kepada Tuhannya. Sesungguhnya aku khawatir dia akan mengganti dien (ajaran/ideologi/hukum) kalian atau menimbulkan kerusakan di bumi.” [Al Mu’min: 26]
Ya tuduhan ingin merubah ideologi negara, mencuci otak dan merusak tatanan kehidupan. Padahal para thaghutlah yang merubah dien tauhid manusia yang merupakan asal fithrah mereka dengan ajaran kafir Pancasila, Nasionalisme, Demokrasi dan yang lainnya, sedangkan para da’i tauhid hanyalah mengajak manusia yang telah terkontaminasi syirik-syirik itu kepada tauhid dan membersihkan serta mencuci otak dan pikiran serta hati manusia yang telah dikotori para thaghut dengan ajaran kafirnya dengan pembersih tauhid yang berasal dari hujjah wahyu ilahi, karena kemusyrikan itu adalah najis, sebagaimana firman-Nya:

إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ
“Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis (kotor jiwa).” [At Taubah: 28]
Doktrin PPKn, Pancasila, UUD 45, Kebangsaan, Nasionalisme, Demokrasi dan isme-isme lainnya yang sudah ditanamkan pada jiwa anak-anak bangsa ini adalah najis yang harus dicuci dengan ajaran tauhid supaya kembali bersih sesuai asal fithrahnya.
Kami ingin membersihkan apa yang kalian kotori, namun karena keangkuhan dan kekuasaan yang kalian miliki, kalian menuduh kami ingin “mengganti dien (ideologi/ajaran) kalian”, padahal kami ingin berbuat baik dengan membersihkan kotoran tanpa meminta imbalan kecuali pahala dari Allah ta’ala. Dan kami juga bukan perusak tatanan sebagaimana yang kalian tuduhkan, justru kalianlah para perusak, dimana kalianlah yang telah merusak tatanan kehidupan makhluk Allah di bumi Allah ta’ala, sebagaimana yang Allah ta’ala voniskan kepada fir’aun dan bala tentaranya:

وَفِرْعَوْنَ ذِي الْأَوْتَادِ الَّذِينَ طَغَوْا فِي الْبِلَادِ فَأَكْثَرُوا فِيهَا الْفَسَادَ
“dan (terhadap) fir’aun yang memiliki banyak bala tentara yang berbuat sewenang-wenang di dalam negeri, lalu mereka banyak berbuat kerusakan di dalam negeri itu…..” [Al Fajr: 10-12]
Juga firman-Nya:

إِنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
“Sesungguhnya dia (fir’aun) itu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.” [Al Qashash: 4]
Itu vonis Allah ta’ala kepada fir’aun dan bala tentaranya, tapi karena yang berkuasa di Mesir kala itu maka dia pemegang kamus, vonis dan cap yang dia buat dan dia sematkan kepada yang dia inginkan, dimana dia mencap Nabi Musa ‘alaihissalam sebagai perusak: “Sesungguhnya aku khawatir dia (Musa) akan mengganti dien kalian atau menampakkan kerusakan di muka bumi.” [Al Mu’min: 26]
Dan dia menganggap hukum dan aturan buatan dialah yang baik dan benar lagi tepat diterapkan di negerinya:

قَالَ فِرْعَوْنُ مَا أُرِيكُمْ إِلَّا مَا أَرَى وَمَا أَهْدِيكُمْ إِلَّا سَبِيلَ الرَّشَادِ
“Fir’aun berkata: “Aku hanya mengemukakan kepada kalian apa yang aku pandang baik, dan aku hanya menunjukkan kepada kalian jalan yang benar.” [Al Mu’min: 29]
Begitu pula Fir’aun-Fir’aun negeri ini mengatakan bahwa Pancasila dan UUD 45 itu adalah harga mati lagi sudah final serta kebenaran muthlaq yang tidak bisa ditawar-tawar.
Sedangkan orang-orang yang ingin menggantinya dengan hukum Allah ta’ala adalah para terroris dan para penjahat yang ingin memaksakan kehendaknya yang ganjil kepada mayoritas, oleh sebab itu perlu dibuatkan kepastian hukum untuk menjerat para penjahat itu demi menjaga kerukunan bangsa. Padahal justru rezim penguasalah yang jahat, mereka mencampakkan hukum Allah ta’ala, memerangi para duat tauhid dan mujahidin dengan penyiksaan, pembunuhan dan pemenjaraan, memberikan loyalitas kepada musuh-musuh Allah, menyebarkan kebejatan dan kebusukan. Oleh sebab itu tatkala Allah ta’ala memisahkan orang-orang mu’min dengan orang-orang kafir.

وَامْتَازُوا الْيَوْمَ أَيُّهَا الْمُجْرِمُونَ
“Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir). “Berpisahlah kalian (dari orang-orang mu’min) pada hari ini, wahai orang-orang mujrim (berdosa/jahat).” [Yasin: 59]
Ya, dipisahkan, orang-orang kafir yang merasa orang baik-baik waktu di dunia dikumpulkan di neraka, sedangkan orang-orang mu’min muwahhid mujahid yang dianggap jahat di dunia di hadapan hukum thaghut dimasukkan ke dalam surga, maka para Fir’aun dan aparatnya yang merasakan siksaan di neraka seraya saling menyalahkan dan saling melaknat diantara mereka sendiri bertanya-tanya dimana gerangan orang-orang yang dahulu dianggap jahat itu, kenapa mereka tidak kelihatan di neraka bersama kami?:

وَقَالُوا مَا لَنَا لَا نَرَى رِجَالاً كُنَّا نَعُدُّهُم مِّنَ الْأَشْرَارِ
“Dan (orang-orang durhaka) berkata: “Mengapa kami tidak melihat orang-orang yang dahulu (di dunia) kami anggap sebagai orang-orang yang jahat.” [Shaad: 62]
Ya mereka dianggap jahat di dalam hukum kalian, dihinakan, dipermalukan dengan baju tahanan, wajah di tutup lakban, kaki dirantai, tangan diborgol serta dipertontonkan ke hadapan khalayak ramai dan juga di kurung di dalam penjara. Tapi nanti di akhirat giliran para thaghut dan aparatnya bila tidak taubat mendapatkan perlakuan yang mirip tapi lebih mengerikan. Penjaranya neraka jahannam:

وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ حَصِيرًا
“Dan Kami jadikan jahannam sebagai penjara bagi orang-orang kafir.” [Al Isra: 8]
Tangannya di belenggu menyatu dengan leher
:
إِنَّا جَعَلْنَا فِي أَعْنَاقِهِمْ أَغْلَالًا فَهِيَ إِلَى الْأَذْقَانِ فَهُمْ مُقْمَحُونَ
“Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, karena itu mereka tertengadah.” [Yasiin: 8]
Di samping itu dirantai pula:

ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ
“Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.” [Al Haqqah: 32]
Bajunya dari cairan aspal panas yang menyala dan wajahnya ditutup dengan api:

سَرَابِيلُهُم مِّن قَطِرَانٍ وَتَغْشَى وُجُوهَهُمْ النَّارُ
“Pakaian mereka dari cairan aspal, dan wajah mereka ditutup oleh api neraka.” [Ibrahim: 50]
Dan di hari itulah giliran kaum muwahhidin menonton para thaghut dan ansharnya menjalani penghinaan di neraka dari Allah sambil menikmati kenikmatan surga, setelah dahulu para thaghut dan ansharnya menonton para anshar dien ini dihinakan di persidangan dan di tempat-tempat penahanan dan penyekapan sambil menikmati rokok dan kesenangan dunia:

إِنَّ الَّذِينَ أَجْرَمُوا كَانُواْ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا يَضْحَكُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa (kafir) dahulu mereka itu menertawakan orang-orang yang beriman.” [Al Muthaffifin: 29
]
وَهُمْ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ
“Sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang yang beriman.” [Al Buruj: 7]
Itu dahulu di dunia, tapi saat kekuasaan mereka lenyap di akhirat, dan hanya Allahlah yang berkuasa, maka kebalikannyalah yang terjadi:

فَالْيَوْمَ الَّذِينَ آمَنُواْ مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُونَ عَلَى الْأَرَائِكِ يَنظُرُونَ هَلْ ثُوِّبَ الْكُفَّارُ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
“Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman yang menertawakan orang-orang yang kafir, mereka (duduk) diatas dipan-dipan melepas pandangan. Apakah orang-orang kafir itu diberi balasan (hukuman) terhadap apa yang telah mereka perbuat.” [Al Muthaffifin: 34-36]
Bahkan pembangkangan orang-orang kafir terhadap Allah ta’ala dan penghinaan terhadapNya itu sering ditampakkan saat mereka menyiksa orang-orang mu’min, apalagi bila orang yang di siksa itu menyebut Asma Allah baik doa, tahlil atau takbir. Mereka mengatakan: Mana Allah itu, coba suruh nolong kamu, mana Dia, ga ada kan dan ucapan-ucapan kufur lagi kotor lainnya, seraya mengikuti jejak Fir’aun yang mengatakan:

ذَرُونِي أَقْتُلْ مُوسَى وَلْيَدْعُ رَبَّهُ
“Biarkan aku yang membunuh Musa dan suruh dia memohon kepada Tuhannya.” [Al Mu’min: 26]
Teringat apa yang dilakukan seorang anshar thaghut saat memukuli seorang muwahhid sambil mengeluarkan ucapan kufur dan kotor, dan si muwahhid itu hanya takbir saat dipukuli dan di injak-injak, maka si anshar thaghut malah mengatakan: Mana Allah? Lihat ke atas ada tidak? Tidak ada, kalau ada pasti menolongmu, dan seterusnya…. Teringat alangkah serupanya dengan ucapan Fir’aun dalam rangka pelecehan dan pembangkangan terhadap ajaran Musa ‘alaihissalam padahal di hati kecilnya mengakui Allah ta’ala itu ada:

فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَل لِّي صَرْحًا لَّعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ
“Maka bakarkanlah tanah liat untukku wahai Haman (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhannya Musa, dan aku yakin bahwa dia termasuk pendusta.” [Al Qashash: 38]
Kadang kita tidak habis pikir melihat realita ucapan dan perbuatan para thaghut dan ansharnya yang mengaku muslim. Mereka meyakini Allah ta’ala Sang Pencipta, mereka mengaku beriman kepada Kitabullah, mereka mengakui keberadaan akhirat, surga dan neraka juga balasan, dan mereka mengakui bahwa ajaran Islam itu benar, tapi kenapa mereka malah mencampakkan ajaran Kitabullah dan sebaliknya malah menjunjung tinggi kitab-kitab hukum buatan, memerangi orang-orang yang ingin menegakkan hukum Allah ta’ala dan malah mentaati dan menghormati orang-orang yang menerapkan hukum buatan???!!!
Ya itu adalah hukuman paling berat di dunia ini bagi orang-orang angkuh lagi sombong, yaitu penguncian hati
:
كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَى كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ
“Demikianlah Allah mengunci hati setiap orang yang sombong lagi berlaku sewenang-wenang.” [Al Mu’min: 35]
Dan yang diberi hidayah kepada jalan yang lurus hanyalah orang yang banyak taubat dan kembali kepada Allah:

وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ
“dan Dia memberi petunjuk kepada (ajaran)Nya bagi orang yang kembali (kepadaNya).” [Asy-Syura: 13]
Kembali kepada Allah ta’ala dengan merendahkan diri di hadapan-Nya seraya mengakui dosa-dosa serta mencabut diri darinya dan berazam untuk tidak melakukannya lagi, takut akan siksa-Nya dan mengharap rahmat dan keridlaan-Nya, karena hidayah itu bagaikan air yang hanya masuk ke tempat yang rendah yaitu hati yang merendahkan diri kepada Allah ta’ala dan tunduk kepada ajaran-Nya. Maka dari itu ia tidak akan masuk ke dalam hati yang angkuh lagi tidak tunduk kepada ajaran-Nya, apalagi kalau memerangi para pembawa ajaran-Nya ….
Setiap insan mengetahui posisi dirinya, maka bersiaplah untuk menuai hasilnya di hari penentuan …
وصلى الله على رسول لله واله وصحبه وسلم
والحمد لله رب العالمين
Abu Sulaiman
14 Dzulhijjah 1431 H
Ghurfah infiradiyyah fi Mu’taqal Asy Syurthah

Rotary Club


Rotary adalah sebuah organisasi mantel Free Masonry yang sepenuhnya dikendalikan Yahudi internasional. Organisasi ini lebih populer dengan sebutan Rotary Club: dari kata-kata in rotation, sebuah ungkapan yang dibarengi dengan pertemuan-pertemuan utama bagi para anggota club yang dilaksanakan di kantor-kantor mereka secara bergilir.
Sejarah Berdiri dan Tokoh-tokohnya
Paul Harris, seorang tokoh advokat, pertama kali mendirikan Rotary Club di Chicago pada tahun 1905. Tiga tahun kemudian, Shirley Barry bergabung ke dalam club ini dan memperluas gerakannya dengan cepat. Ia kemudian menjadi sekretaris club dan kemudian mengundurkan diri dari club ini pada tahun 1942. Paul Haris meninggal tahun 1947 setelah gerakannya berkembang ke 80 negara dan mempunyai 6800 club serta 327.000 anggota.
Kemudian pusat gerakan ini pindah ke Dublin, Irlandia pada tahun 1911 atas jasa seorang aktifis yang bernama Mr. Moore. Ia pernah mempersoalkan komisi dari setiap anggota baru organisasi ini yang tersebar di Inggris.
Pada tahun 1921 Rotary Club berdiri di Madrid. Tetapi kemudian dibekukan dan dilarang melakukan aktifitas di seluruh Spanyol.
Pada tahun 1921 Rotary Club berdiri di Palestina. Ketika itu negara masih menjadi impian zionis. Ia merupakan salah satu cabang Rotary yang paling lama berdiri di kawasan negara-negara Arab. Tahun 30-an berdiri cabang-cabang Rotary di Aljazair dan Maroko dibawah perlindungan penjajahan Perancis. Di Tripoli Barat terdapat cabang Rotary. Anggota Dewan administrasinya antara lain John Robinson dan Von Krieg.
Jacob Barzef adalah ketua Rotary Club Israel pada tahun 1974. Pada tanggal 14 Maret 1973 ia bertolak menuju ke kota Taormina di Sisilia untuk menghadiri sebuah konferensi yang diselenggarakan Rotary Club Italia. Dalam konferensi itu ia menyatakan akan terjadinya sebuah konferensi Arab-Israel. Sebab di dalam konferensi itu telah hadir delegasi berbagai negara Arab dan delegasi Israel.
Pembicara pertama dalam konferensi itu ialah Mukhtar Aziz , utusan Rotary Club Tunisia. Kemudian disusul dengan utusan Israel, Jacob Barzef, seorang Yahudi militan.
Pemikiran dan Doktrin-doktrinnya
Agama tidak dijadikan standar dalam pemilihan anggota atau dalam hubungan sesama anggota; juga tidak dipermasalahkan tentang kewarganegaraan seseorang.
Rotary Club mencekoki anggotanya agar mengikuti agama yang diakui atas dasar persamaan sesuai urutan abjad, seperti Budha, Islam, Yahudi, Masehi dan seterusnya. Dalam urutan terakhir tersebut Taoisme, sebuah keyakinan orang-orang Tiong Hoa yang muncul pada abad ke-6 SM , meyakini bahwa kebahagiaan dapat terpenuhi dengan tercapainya kebutuhan insting manusia dan kemudahan hubungan sosial dan politik sesama manusia.
Menggugurkan anggapan "agama" memenuhi perlindungan kepada Yahudi dan memudahkan mereka merasuk ke berbagai aktifitas kehidupan. Terbukti dengan dianggap perlunya keberadaan minimal dua orang Yahudi setiap club.
Menurut mereka, amal kebaikan harus dilaksanakan karena menunggu balasan materi atau non materi. Ini jelas bertentangan dengan konsep agama yang mengaitkan pekerjaan suka rela dengan pahala berlipat ganda di sisi Allah.
Mereka mengadakan pertemuan mingguan: setiap anggota harus hadir 60 % dalam setahun. Keanggotaan tidak terbuka untuk semua orang. Orang yang berminat menjadi anggota harus menunggu undangan club untuk bergabung dengannya sesuai dengan prinsip selektifitas. Klasifikasi keanggotaan didasarkan kepada pekerjaan pokok yang mencakup 77 macam jenis pekerjaan. Para pekerja (buruh) tidak dibenarkan menjadi anggota club. Club hanya memilih orang yang memiliki status sosial tinggi. Tingkat usia anggota sangat diperhatikan. Mereka bekerja menghidupkan organisasi dengan cara merekrut kaum laki-laki berusia produktif.
Dalam setiap club, harus ada seorang wakil dari setiap profesi. Aturan ini sering dijadikan kesempatan untuk mengangkat anggota yang disukai dan menyingkirkan yang tidak disukai. Dalam Dewan Administrasi Club, harus ada satu atau dua orang ketua club lama, sebagai pewaris langsung rahasia Rotary sejak Paul Harris.
Charles Marden yang pernah menjadi anggota Rotary selama tiga tahun, telah melakukan studi terhadap organisasi ini. Kemudian ia mengemukakan beberapa data berikut: Setiap 421 orang anggota Rotary Club, 159 orang di antaranya mempunyai keterikatan kuat dengan Freemasonry. Loyalitas mereka terhadap Freemasonry melebihi clubnya. Dalam beberapa hal keanggotaan Rotary hanya terbatas untuk orang-orang Freemasonry, seperti di Edinburgh Inggris pada tahun 1921.
Dalam sebuah perkumpulan yang disebut Nan's di Perancis disebutkan, "Jika orang-orang Freemasonry membentuk organisasi yang bekerja sama dengan golongan lain, maka urusan organisasi tidak boleh berada di tangan orang lain. Personil organisasinya harus dipegang orang-orang Freemasonry dan harus berjalan sesuai dengan prinsip Freemasonry."
Ketika Freemasonry mengalami penyusutan, justru Rotary mendapat dukungan sangat besar dan aktifitasnya semakin kuat. Hal ini dikarenakan orang-orang Freemasonry mengalihkan segala aktifitasnya kepada club Rotary sampai tekanan-tekanan terhadap mereka hilang dan kondisinya kembali seperti semula.
Rotary didirikan 1905, yaitu tahun-tahun menjelang aktifnya Freemasonry di Amerika. Di antara programnya ialah diselenggarakan kunjungan antar club. Di beberapa kota dibentuk Dewan Pimpinan Club sebagai koordinator antar club. Untuk menjadi anggota atau simpatisan Rotary maupun Freemasonry, seseorang harus menunggu panggilan dari pengurus club.
Ada beberapa club yang ide dan caranya sangat mirip Rotary, yaitu Lions, Kiwany, Exchange, Meja Bundar, Pulpen dan B'Nai B'Rith. Bentuk dan aktifitas club-club ini hampir sama dengan Rotary, begitu juga tujuannya, kendati dalam beberapa hal terdapat perbedaanya tetapi hal itu hanyalah untuk memperbanyak cara penyebaran ide dan penyedotan pendukung.
Akar Pemikiran dan Sifat Idiologinya
Dalam soal agama dan tanah air serta keteguhannya memegang prinsip selektifitas, Rotary Club mempunyai persamaan besar dengan Freemasonry. Keduanya memiliki pemahaman yang sama tentang nilai dan semangat yang membentuk jiwa seseorang, seperti: ide egaliti, fraterniti, semangat humanisme dan kerjasama internasional. Ini adalah semangat yang sangat berbahaya yang diarahkan untuk mengikis karakteristik bangsa-bangsa dan menguburkan segala bentuk loyalitas, sehingga pribadi-pribadi akan kehilangan identitas dan harga diri serta hidup dalam kebimbangan. Akibatnya, tak ada lagi kekuatan yang dominan kecuali orang-orang Yahudi yang terus-menerus berambisi mendominasi dunia.
Rotary dan club-club yang sejenis dengannya bekerja aktif sesuai rencana Yahudi di bawah naungan dominasi Freemasonry serta orang-orang yang berperan aktif dalam Yahudi internasional, baik secara teoritis maupun secara praktis. Organisasi ini sepenuhnya untuk kepentingan Yahudi.
Dalam kepemimpinan, antara Rotary dan Freemasonry tidak sama. Ketua dan pimpinan Freemasonry tetap misterius. Sebaliknya, mungkin saja Rotary dapat ditelusuri asal-usulnya, baik pendiri maupun pimpinan-pimpinan terasnya. Untuk mendirikan cabang Rotary di mana saja, tidak boleh sembarangan, kecuali dengan pengukuhan dari pucuk pimpinan internasional dan di bawah pengawasan kantor lama.
Dalam rangka kemudahan hubungan dengan berbagai sekte dan golongan, Rotary berpura-pura membatasi aktifitasnya dalam masalah-masalah sosial dan kultural demi kemanusiaan. Cara pencapaian sasarannya melalui pertemuan-pertemuan berkala, seminar, ceramah yang mengarah kepada upaya mendekatkan antar agama dan menghapus segala perbedaan keagamaan: ini mirip dengan ceramahnya para pendudung teologi inklusive seperti yang digemar-gemborkan kelompok jaringan Islam Liberal.
Motivasi Rotary yang sebenarnya ialah membaurkan orang-orang Yahudi dengan bangsa lain dengan mengatasnamakan kasih dan persaudaraan. Melalui jalan ini mereka mampu mengumpulkan berbagai maklumat yang dapat membantu mereka dalam membantu tujuan mereka yang bersifat ekonomis dan politis, juga membantu mereka dalam menyebarkan tradisi tertentu yang akan memastikan timbulnya kemerosotan (degenerate) sosial. Ini dapat kita lihat melalui persyaratan keanggotaan yang hanya diberikan kepada orang-orang penting dan menonjol di masyarakat.
Tempat Tersiar dan Kawasan Pengaruhnya
Pertama kali Rotary tumbuh di Amerika pada tahun 1905, kemudian pindah ke Inggris dan menyebar ke beberapa negara Eropa lainnya. Dari benua itu, club ini kemudian menyebar dan memiliki cabangnya di hampir seluruh dunia.
Ia mempunyai cabang di Israel dan club-club di negara-negara Arab: Mesir, Yordania, Tunisia, Aljazair, Libiya, Maroko dan Libanon. Beirut adalah pusat perkumpulan tersebut di Timur Tengah.
Sumber: Diadaptasi dari Gerakan Keagamaan dan Pemikiran; Akar Idiologis dan Penyebarannya, WAMY

Minggu, 08 Mei 2011

Adian Husaini, MA

Lahir : 17 Desember 1965 di Bojonegoro, Jawa Timur, Indonesia,  .
Pendidikan :
-      Madrasah Diniyah Nurul Ilmi Bojonegoro (1971-1977),
-      Pondok Pesantren Ar Rasyid Kendal Bojonegoro (1981-1984),
-      Pondok Pesantren Ulil Albab Bogor (1988-1989),
-      dan Lembaga Pendidikan Bahasa Arab, LIPIA Jakarta (1988).
-      Gelar Master dalam bidang Hubungan Internasional diperoleh dari Pasca Sarjana Program Hubungan Internasional Universitas Jayabaya Jakarta, dengan tesis berjudul PRAGMATISME POLITIK LUAR NEGERI ISRAEL.
-      Saat ini sedang menempuh pendidikan program Ph.D. di Institute of Islamic Thought and Civilization—International Islamic University Malaysia (ISTAC-IIUM).

Aktiviti ilmiah dan organisasi :
-      peneliti di Indonesian Society for Middle East Studies (ISMES) Jakarta,
-      peneliti di Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSIST),
-      Staf di Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia (PKTTI-UI) Jakarta.
-      Menjabat sebagai Sekjen Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam/KISDI, Sekjen Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina-Majelis Ulama Indonesia (KISP-MUI), dan Anggota Komisi Kerukunan Umat Beragama Majelis Ulama Indonesia (MUI).
-      Pernah menjadi wartawan di Harian Berita Buana Jakarta, Harian Republika Jakarta, dan
-      analis berita di Radio Muslim FM Jakarta,
-      Serta dosen Jurnalistik dan pemikiran Islam di Universitas Ibnu Khaldun Bogor dan Pesantren Tinggi (Ma’had ‘Aly) Husnayain Jakarta

Pemikiran
Dalam bukunya yang berjudul WAJAH PERADABAN BARAT yang diterbitkan oleh GIP, Adian menyebutkan   bahwa Upaya untuk memusuhi dan menghancurkan Islam sangat di lancarkan oleh orang-orang non muslim,hal ini tampak setelah kekalahan kaum kristen pada perang salib,mereka sangat menaruh dendam pada umat Islam.Semenjak saat itu mereka menyadari bahwa umat Islam tidak bisa dikalahkan dengan kekuatan.akan tetapi bisa dikalahkan dengan cara yang lain yaitu menghancurkan Islam dari dalam.ternyata hal ini menunai hasil yang sangat baik.Mereka bisa menghasilkan tokoh-tokoh yang notabenenya Islam namun sebenarnya sangat merugikan Islam , mencuci pemikiran  kaum muslimin dengan pemahaman barat serta menjadikan mereka tempat bertanya tentang agama ini atau lebih kita kenal dengan sebutan ulama.Mengkristenkan kaum Muslim memang tidak mudah. Akan tetapi, yang menjadi target misionaris ialah: menghancurkan Islam dengan tikaman dari dalam, menimbulkan keraguan terhadap Islam dan hukum-hukumnya, memalingkan umat Islam dari jalan Allah, dan menjauhkan kaum Muslim dari Islam.
Di masa klasik dulu, seorang misonaris legendaris Henry Martyn,  menyatakan, “Saya datang menemui umat Islam, tidak dengan senjata tapi dengan kata-kata, tidak dengan pasukan tapi dengan akal sehat, tidak dengan kebencian tapi dengan cinta.” Ia berpendapat, bahwa Perang Salib telah gagal. Karena itu, untuk “menaklukkan” dunia Islam, dia mengajukan resep: gunakan “kata, logika, dan cinta”. Bukan kekuatan senjata atau kekerasan. Misionaris lainnya, Raymond Lull, juga menyatakan hal senada, “Kulihat banyak ksatria pergi ke Tanah Suci di seberang lautan; dan kupikir mereka akan merebutnya dengan kekuatan senjata; tapi akhirnya semua hancur sebelum mereka mendapatkan apa yang tadinya ingin mereka.
Bagi para misionaris Kristen ini, mengkristenkan kaum Muslim adalah satu keharusan. Jika tidak, maka dunia pun akan diislamkan. Dalam laporan tentang “Centenary Conference on the Protestant Missions of the World” di London tahun 1888, tercatat ucapan Dr. George F. Post, “Kita harus menghadapi Pan-Islamisme dengan Pan-Evangelisme. Ini pertarungan hidup dan mati.” Selanjutnya, dia berpidato:
“..kita harus masuk ke Arabia; kita harus masuk ke Sudan; kita harus masuk ke Asia Tengah; dan kita harus meng-Kristenkan orang-orang ini atau mereka akan berbaris melewati gurun-gurun pasir mereka, dan mereka akan menyapu seperti api yang melahap ke-Kristenan kita dan menghancurkannya. Ringkasnya, misionaris ini menyatakan: Kristenkan orang Islam, atau mereka akan mengganyang Kristen.
Kekuatan “kata” dan “kasih” terbukti ampuh dalam sejarah dalam menggulung kekuatan-kekuatan Islam, yang biasanya disimbolkan dengan ungkapan-ungkapan tidak simpatik, seperti “ortodoks”, “beku".
Pluralisme Agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif; oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup berdampingan di surga.
Dengan dasar ini Adian Husaini banyak mengkaji permasalahan-permasalahan barat dan masalah pluralisme serta liberalisme dengan tujuan untuk mengcounter pemikiran mereka yang sudah banyak merasuki umat islam, hal ini bisa di lihat pada tulisan-tulisan beliau yang banyak diterbitkan baik dalam bentuk buku cetakan, artikel, makalah-makalah yang banyak disebarkan melalui media internet maupun ketika beliau menjadi pembicara pada seminar-seminar yang membahas tentang pemikiran dan peradaban barat.
Pemikiran barat yang merasuki umat islam sudah tampak sangat jelas, sebagai contoh yang terjadi di beberapa universitas di Indonesia, misalnya Hermeneutika kini sudah menjadi kurikulum resmi di UIN/IAIN/STAIN seluruh Indonesia. Bahkan oleh perguruan tinggi Islam dinusantara ini hermeneutika makin digemari. Terhadap Al-Hadits tetap harus ada kritik terhadap perawi-perawi hadits, kritik terhadap hadits-hadits mutawatir, bahkan terhadap ideologi Islam. Menurut Zuly Qadir bahwa yang menjadi salah satu kunci dari penafsiran agama adalah tidak ada tafsir dan pemahaman absolut terhadap agama. Dalam menyikapi perbedaan, Islam Liberal tidak menjustifikasi benar atau salah.”
Berita-berita itu dari sudut jurnalistik memang menarik – dalam arti, mudah menarik minat pembaca untuk mengikutinya. Namun, disamping berita-berita seputar perkembangan sosial, politik dalam negeri, dan politik internasional, ada berita-berita dan tulisan-tulisan yang sebenarnya sangat perlu mendapatkan perhatian serius dan terus-menerus oleh kaum Muslimin di Indonesia adalah berita-berita dan artikel-artikel yang muncul si website Jaringan Islam Liberal (JIL). Mengapa?
Sebab:
Pertama, berita-berita dan artikel-artikel itu disiarkan secara luas oleh berbagai media massa. Selain melalui jaringan Koran Jawa Pos di berbagai daerah, berita-berita di website ini juga disiarkan melalui jaringan radio satelit Kantor Berita Radio 68H, yang kini dipancarteruskan oleh radio :
·         Emsa 91,45 FM Bandung
·         Anisa Tritama 92, 15 FM Garut
·         FM Merak 93,55 FM Banten
·         Unisi 104,75 Jogyakarta
·         TOP 89,7 FM Semarang
·         PAS 101,2 Pati
·         Elviktor 94,6 FM Surabaya
·         Sonya 106,5 FM Medan
·         Suara Andalas 103 FM Lampung
·         Gema Hikmah Ternate
·         103 FM Maluku Utara
·         Suara Selebes 100,2 FM Gorontalo
·         SPFM 103,7 FM Makassar, Ujung Pandang
·         Nusantara Antik 105,8 FM Banjarmasin
·         Mandalika 684 AM Lombok
·         DMS 100,9 FM Ambon, Maluku
·         Volare 103 FM Pontianak
·         Bulava 100,2 FM Poso
·         Elbayu 954 AM Gresik, Jawa Timur
·         Suara Padang 102,3 FM Sumatera Barat
Daftar radio ini terus diusahakan untuk bertembah lagi.

Kedua, berita dan artikel itu ditulis dan diucapkan oleh orang-orang yang memiliki otoritas, baik secara kelembagaan Islam maupun kepakaran atau latar belakang pendidikan. Dalam situasi pertarungan opini secara bebas, maka kedua factor tersebut memegang peranan penting untuk “memenangkan” pertarungan opini di Indonesia. Opini akan membentuk image, dan jika image itu ditanamkan secara terus menerus, maka akan membentuk satu persepsi di tengah masyarakat.
Adian Husaini ketika di tanya tentang jihad hari ini, beliau menjawab bahwa jihad ada 2 macam secara lughowi dan secara syari. Adapun jihad secara lughowi bisa dilakukan dengan lesan, hal ini pulalah yang mendasari beliau untuk jihad secara lughowi melawan orang-orang barat yang menghancurkan islam lewat perang pemikiran yang juga disebut dengan Ghozwu al fikr, dengan keilmuan dan spesialisasi  beliau tentang pemikiran dan paradaban barat, beliau berusaha untuk terus meluruskan pemikiran islam secara benar yang sesuai dengan pemikiran kaum salafush sholih yang berdasarkan Alqur'an dan hadist Rosulullah. Sedangakan jihad secara syar'i, beliau berpendapat bahwa maksud Qital yang terdapat dalam ayat al qur'an adalah total war artinya kita harus mencurahkan segala kemampuan dan kekuatan yang kita miliki untuk menghadapi kaum kafir yang berusaha menghancurkan umat islam.
 Kata beliau, kalau orang barat melancarkan serangan berupa perang pemikiran, maka kita juga harus melawan mereka dengan pemikiran kita, tapi kalau mereka melancarkan perang dengan fisik, maka kita harus menghadapi mereka dengan fisik juga.

Karya-karya :
1.      PRAGMATISME POLITIK LUAR NEGERI ISRAEL. Penerbit Khoirul Bayan
2.      WAJAH PERADABAN BARAT penerbit GIP

                                               

Murjia'ah



Murjiah secara bahasa  memiliki arti : Angan-angan, takut ,mengakhirkan, memberi, mengharap.
 Firman Allah  dalam surat  An nisa’ :104 : "Sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka ".
Dan firman-Nya dalam Surat Nuh :13 : "Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah ".
Kata Roja’ mempunyai arti takut yaitu apabila  lafadz Roja’ bersama dengan huruf  nafi. Adapun  Irja’ yang mempunyai arti  takhir (mengakhirkan ) sebagaimana dalam firman-Nya surat Al a’rof :111 yang dibaca arji’hu yaitu akhirhu. ( Firoq muashiroh Juz II hal 745 )

            Secara istilah para ulama berbeda pendapat tentang ketepatan dalam mengartikan  Murjiah, secara ringkas  Murjiah adalah   :
1. Irja diambil dari kata bahasa  yang berarti  “takhir dan  imhal “ (mengakhirkan dan meremehkan ). Irja semacam ini adalah irja (mengakhirkan)  amal dalam derajat iman  serta menempatkannya pada posisi kedua  berdasarkan iman,  dia bukan menjadi sebagian  iman,  karena iman secara majaz tercakup didalamnya  amal. Padahal amal itu sebenarnya adalah sebagai pembenar dari iman sebagaimana yang telah diucapkan  kepada  orang–orang yang mengatakan bahwa perbuatan maksiat itu tidak bisa membahahayakan keimanan sebagaina  ketaatan tidak bermanfaat bagi orang kafir.
Pengertian seperti  ini tercakup juga didalamnya orang-orang yang mengakhirkan amal dari niat dan tashdiq ( pembenaran ) .
2. Pendapat yang lain mengatakan bahwa yang dimaksud  dengan “Irja“  adalah  mengakhirkan hukuman kepada pelaku dosa besar sampai hari kiamat  yang mana dia tidak akan diberi balasan dengan hukuman  apapun ketika masih di dunia.
3. Sebagian mereka  ada yang  mengartikan  “Irja“ dengan perkara yang terjadi pada Ali, yang mana Ali,  diposisiskan  pada peringkat keempat dalam tingkatan sahabat. Atau mengakhirkan  urusan Ali  dan Utsman  kepada  Allah  serta tidak  menyatakan bahwa mereka berdua beriman atau kafir, sebagian orang murjiah ada yang tidak memasukkan sebagian sahabat yang  berlepas diri dari fitnah yang terjadi diantara sahabat Ali dan Muawiyah dalam pengertian Irja ini . ( Firoq muashiroh Juz II hal 745 )
Sejarah munculnya Murjiah
            Pada awalnya Irja  muncul untuk mengcounter  paham khowarij yang mengkafirkan hakamain [dua orang yang memutuskan perkara dalam masalah Ali dan  Muawiyah] juga untuk mengcounter Ali bin Abi Tholib,   Irja  semacam ini  bukanlah Irja yang bersangkutan dengan  iman. Mereka  ini hanya membicarakn tentang  perkara dua kelompok yang berperang diantara para sahabat saja.
            Dan orang yang pertama  kali berbicara dalam  masalah Irja adalah  Al Hasan bin Muhammad bin Hanifah, beliau meninggal pada tahun 99 H,  dan setiap orang yang  mengisahkan riwayat hidupnya akan  menyebutkan hal tersebut.
            Ibnu  Sa’ad berkata  : Al Hasan  adalah orang yang pertama kali mengatakan  tentang irja, dikisahkan  bahwa Zadzan  dan Maisaroh  datang kepadanya dan langsung mencelanya, lantaran  sebuah buku  yang ia tulis tentang irja, maka Al Hasan berkata pada Zadzan : " Wahai Abu Umar  sungguh aku  lebih suka mati dan aku dalam keadaan tidak menulis buku tersebut”.
            Buku yang ditulis oleh Al Hasan ini hanyalah Irja tentang sahabat yang ikut serta dalam perselisihan yang terjadi  setelah Wafatnya Abu Bakar dan Umar.
Orang-orang Murjiah mengatakan bahwa Iman adalah amalan hati saja atau amalan lisan saja atau kedua-duanya  bukan amalan yang bermakna rukun ( amalan dzohir ), serta iman itu tidak bertambah dan tidak pula berkurang. Sampai-sampai perbuatan kafir dan zindik pun  tidak membahayakan bagi keimanan seorang muslim.
            Dalam madzhab Abu Hanifah iman itu hanya sampai  pada pembenaran dengan hati dan mengikrarkan dengan lisan, maka yang satu tidak berguna bagi  yang lainnya, barang siapa yang beriman dengan hatinya tapi berdusta / kafir dengan lisannya, maka bukanlah seorang mukmin.( Firoq Muasiroh : 2 / 749 )
Pembagian Murjiah
            Ibnul Jauzi mengatakan  bahwa Murjiah terbagi menjadi  11 bagian  :       
1. Attarikah
Mereka mengatakan : Tidak ada  kewajiban bagi seorang hamba kepada Allah selain hanya  beriman saja. Barang siapa yang telah beriman kepada-Nya dan telah mengenal-Nya maka dia boleh berbuat sesukanaya. 
2. Assaibiah
Mereka mengatakan : Sesungguhnya Allah  membiarkan hamba-Nya untuk berbuat sesukanya. 
3. Ar Rojiah
Mereka mengatakan : Kami  tidak mengatakan taat bagi orang yang taat, dan juga tidak menyebut maksiat bagi orang yang melakukan perbuatan maksiat karena kami tidak mengetahui   kedudukan  mereka di sisi Allah.
4. Asy- Syakiah
Mereka mengatakan  : Sesungguhnya ketaatan itu bukanlah dari iman.
5. Baihasyiah  ( nisbah pada  Baihasy bin Haishom )
 Mereka mengatakan : Iman itu adalah ilmu, barang siapa yang tidak mengetahui yang hak dan yang batil, juga tidak mengetahui halal dan haram maka dia telah kafir .
6. Manqushiah                                      
Mereka mengatakan  : Iman itu bertambah tapi tidak berkurang .
7. Mustatsniah
 Mereka  adalah orang-orang yang menafikan atau “istitsna“ ( pengecualian ) dalam hal keimanan.
8. Musyabbihah
Mereka mengatakan : Allah punya penglihatan sebagaimana penglihatanku juga punya tangan  sebagaiman tanganku.
9. Hasyawiah
Mereka menjadikan  hukum hadits semuanya adalah satu, dan menurut mereka  orang-orang yang meninggalkan amalan sunnah sama halnya orang yang  meninggalakn  amalan fardhu.
10. Dzohiriyah
Mereka adalah orang-orang yang menafikan ( tidak menggunakan ) qiyas.
11.Bid’iyyah
Mereka adalah orang pertama yang memulai bid’ah pada ummat ini.
Ghalib  Ali Awwaji dalam firoq muashiroh membagi Murjiah I’tiqodiyah (secara keyakinan) menjadi beberapa bagian yang sangat banyak, akan tetapi yang beliau sebutkan hanyalah  secara garis besarnya saja sebagaimana yang telah disebutkan oleh ulama firoq:
1. Murji’ah sunnah
Mereka adalah para pengikut hanafi, termasuk didalamnya adalah Abu hanifah dan gurunya Hammad bin Abi Sulaiman  juga orang-orang yang mengikuti mereka dari golongan Murji’ah  Kufah dan yang lainnya. Mereka ini adalah  orang-orang  yang mengakhirkan amal dari hakekat iman.
2. Murjiah Jabariyah
Mereka adalah jahmiyyah  ( para pengikut Jahm bin Shofwan ), Mereka  hanya mencukupkan diri dengan keyakina dalam hati saja .Dan menurut mereka maksiyat itu tidak berpengaruh pada iman  dan bahwasanya ikrar dengan lisan  dan amal bukan dari iman.
3. Murj’ah Qodariyyah
Mereka adalah orang yang dipimpin oleh Ghilan ad Damsyiki sebutan mereka Al Gilaniah
4. Murji’ah murni
Mereka adlah kelompok yang oleh para ulama diperselisihkan jumlahnya.
5. Murj’ah  karomiah
Mereka adalah  kawan-kawan Muhammad bin karom , mereka berpendapat bahwa iman hanyalah ikrar dan pembenaran dengan lisan tanpa pembenaran dengan hati
6. Murjiah khowarij
Mereka  adalah syabibiyyah dan sebagian kelompok shofariyyah  yang  tidak mempermasalahkan pelaku dosa besar. Al Asy’ari  dalam makalahnya menghitung murji’ah sampai 12 kelompok.( Firoq Muashiroh  halaman 761)
Akan tetapi secara ringkas Syaikhul Islam Ibnu taimiyah dalam majmu' fatawa membagi murjiah menjadi tiga bagian  :
 Pertama :Mereka yang mengatakan bahwa iman itu adalah hanya cukup di hati saja. Kemudian sebagian dari mereka ada yang memasukkan  dalam paham ini amalan hati. Mereka ini kebanyakan berasal dari murjiah, dan Abul Hasan Asy'ari telah menyebutkan  perkataaan  mereka di dalam bukunya. Di anatara mereka ada juga yang tidak memasukkan  amal dalam iman  seperti Jahm bin Shofyan dan orang-orang yang mengikutinya seperti Sholihi. Paham inilah yang dimenangkan oleh Jahm dan kebanyakan sahabatnya .
Kedua : Mereka yang mengatakan  bahwa iman itu hanya  ucapan lisan  saja. Dan pendapat yang kedua ini tidak dikenal sebelum  "Al Karomiyah".
Ketiga : Pendapat yang mengatakan bahwa iman itu adalah pembenaran dalam hati dan diucapkan dengan lisan. Pendapat yang  ketiga ini adalah pendapat ynag masyhur di kalangan ahli fikh  dan para pengikutnya. ( Majmu'  fatawa  Ibnu Taimiah juz 8 hal 195 )
Az-Zuhri berkata : Tidak ada bid’ah yang lebih berbahaya dalam Islam kecuali bid’ah  Irja.
Sedangkan menurut Al-Auza’i : Yahya bin Abi Katsir serta Qotadah mengatakan bahwa  Tiada  yang lebih ditakuti  oleh ummat  dalam hal  hawa  nafsu melebihi irja.
            Shofyan Ats-Tsauri  berkomentar : Murjiah  meninggalkan Islam lebih lembut dari pada  pakaian   Sabiri [jenis pakaian].
            Qotadah berkata :  Irja’ itu terjadi  setelah   adanya fitnah  kelompok  Ibnul Asy’ats. ( Majmu Fatwa  7/394-395 )
            Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : Para salaf telah mengkafirkan Jahmiyah.  Begitu juga Imam Ahmad  dan Waqi’  serta yang lainnya menyatakan atas kekafiran orang yang mengatakan bahwa iman itu hanya cukup ma’rifah di hati walaupun  tidak diucapkannya. Tetapi mereka tidak mengkafirkan  murjiah secara total, walaupun mereka tetap membid’ahkannya dan keras pernyataan tentangnya, sebagaimana yang dikisahkan oleh Syaikhul Islam tentang mereka seraya berkata : “Para salaf dan aimmah bersepakat untuk tidak mengkafirkan murjiah dan syi’ah mufaddlolah (Kelompok yang mendahulukan Ali dari pada Utsman ) dan yang lainnya. Sedangkan dalam kontek Imam Ahmad dinyatakan mereka tidak dikafirkan, walaupun sebahagian sahabatnya ada yang mengakafirkan seluruh Ahli bid’ah dari kalangan mereka dan sebahagian sahabatnya yang lain tidak mengkafirkan, sampai-sampai sebahiagian sahabatnya  menyatakan kekekalan mereka di nereka, ini adalah pendapat yang salah didalam madhab Imam Ahmad begitu pula menurut syari’ah. ( Manhaj Ibnu Taimiyahfi masalati takfir 2 / 327- 328 )
            Gholib Ali Awaji berkata : Secara realita  nash-nash yang dikemukakan untuk  menguatkan  murjiah  atas keluarnya amal dari hakekat iman  tidak bisa diterima fahamnya yang menyatkan bahwa amalan zhohir itu keluar dari amal hati, karena imannya hati kalaulah ia menjadi sebuah asas yang mana dia menjadi tolak ukur  pertama akan tetapi  hal terseut tidak menafikan bahwa iman hati menjadi zhahir dengan amalan anggota tubuh  bahkan hal tersebut   adalah yang benar sedangkan nash  yang sudah jelas  tidak hanya  menunjukkan atas  pembenaran hati  saja  akan tetapi  justru iman itu tidak akan menjadi jelas kecuali  harus ditunjukkan dengan amalan zhahir. Sedangkan orang-orang yang menyisishkan amalan zhahir dalam hakekat iman  bisa disimpulakan bahwa mereka itu ingin merigankan hukum sampai terhadap orang yang fajir yang sudah tidak diragkan lagi  kefajirannya
            Maka  lanjut Gholib, akan anda dapatkan diantara orang murjiah itu tidak mengkafirkan seseorang karena amalan zhohir walaupun telah datang wahyu yang menyatakan kekafirannya  secara nyata. Mereka tidak berani mengungkap kekafirannya sampai-sampai malahan mereka  berkeyakinan dari hati mereka bahwa dia masih beriman  karena orang tadi, kalau sudah  pernah  membenarkan syiar-syi’ar Islam maka tidak boleh dikafirkan walaupun mengamalkan kekafiran  kecuali kalau tashdiq-nya  telah hilang  dari hatinya  maka mereka baru  mau  mengkafirkannya.         
            Hal ini bisa terjadi dikarenakan mereka meninggalkan keterkaitan amal dengan keimanan hati, padahal sebenarnya amalan kafir yang ia lakukan itu bisa mengkafirkannya, apabila perbuatan tersebut telah ada wahyu yang menyatakan  bahwa pelakunya telah kafir, meskipun hati tidak mengkafirinya, begitu pula ketika anggota badan melakukan kekafiran seperti halnya  mencela Allah dan RosulNya atau mengutamakan undang-undang buatan manusia dari pada syariat islam

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grocery Coupons